Sektor Kelautan dan Perikanan Jateng Potensial Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Sektor Kelautan dan Perikanan Jateng Potensial Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

--

 
 
Semarang (DiswayJateng) - Jawa Tengah memiliki wilayah pesisir yang tersebar di 17 kabupaten, baik di sisi utara maupun selatan Pulau Jawa. Total garis pantainya sepanjang 971,52 kilometer, terdiri dari 645,08 kilometer di pantai utara, dan 326,44 kilometer di pantai selatan.  Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menilai, panjangnya garis pantai di Jateng memiliki potensi perekonomian yang bagus. 
 
"Mulai Kabupaten Brebes hingga Kabupaten Rembang, merupakan potensi di bidang kelautan dan perikanan yang patut menjadi kebanggaan kita, Provinsi Jawa Tengah," tutur Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pada kegiatan Pencanangan Bulan Mutu Karantina 2023 yang turut dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Minggu (19/03/2023) di Halaman Gradhika Bhakti Praja.
 
Wagub memaparkan, potensi kelautan dan perikanan Jawa Tengah meliputi perikanan tangkap dan budidaya. Komoditas perikanan budidaya unggulan Jawa Tengah meliputi udang, nila, lele, gurami, bandeng, kerapu, dan rumput laut. Di samping perikanan tangkap dan budidaya, ada pula sumber daya kelautan pesisir meliputi 33 pulau kecil.
 
"Luas lahan garam kami juga memiliki 6.608,78 hektar dan jumlah petambak garam 14.061 orang, rumah tangga pembudidaya sebanyak 216.911 rumah, jumlah UMKM pengelola atau pengolah hasil perikanan  8.064 unit, jumlah pemasar produk perikanan 29.365 unit dan Unit Pengolah Ikan skala ekspor yang aktif sampai bulan Februari 2023 sebanyak 78 unit. Adapun supplier produk perikanan yang sudah tersertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang baik (CPIB) sebanyak 85 supplier," jelasnya.
 
Untuk nilai ekspor, lanjutnya, pada 2022, varian komoditas yang diekspor sebanyak 107 jenis. Varian ini lebih banyak dibandingkan tahun 2021 yang hanya 91 jenis. Komoditas yang diekspor antara lain meliputi daging rajungan, surimi, cumi-cumi, udang, layur, kuro, remang, kakap dan bawal. Daging rajungan menempati peringkat pertama nilai ekspor perikanan, yakni Rp 1,3 triliun. Sementara berdasarkan volume yang diekspor, layur menempati peringkat pertama, yaitu sebesar 7.343 ton. 
 
"Kita memiliki luas lahan perikanan yang ada di Indonesia, khususnya yang ada di Jawa Tengah, ini memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negeri Republik Indonesia, termasuk di Jawa Tengah," tandasnya.
 
Senada dengan Wagub Taj Yasin, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan kekayaan sektor perikanan dan kelautan mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri dan nilai ekspornya pun tinggi. Dia membeberkan, nilai ekspor kelautan dan perikanan Indonesia mencapai U$ 6,2 miliar.
 
"Namun demikian, walaupun kita sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, pakannya 90% masih impor. Masih tergantung impor. Obat-obatannya juga masih tergantung impor. Jadi artinya kita negara kepulauan yang belum memiliki kemampuan yang optimal. Kita belum bisa menjadi jagoan di sektor perikanan. Ini yang sebetulnya menjadi tantangan tersendiri, betul-betul menjadi sebuah tantangan berat," ungkapnya.  
 
Pihaknya berharap, Indonesia tidak hanya mengandalkan ekspor kelautan dan perikanan dalam bentuk raw material. Pembangun sektor perikanan dan kelautan hingga ke hilir, perlu segera dilakukan.(*)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: