Pandemi Covi-19 Momen Milineals dan Gen Z Menjadi Investor

Pandemi Covi-19 Momen Milineals dan Gen Z Menjadi Investor

--

Fahmi Firmansyah

(Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal)

 

Pada senin, 11 Juli 2022, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merelease data jumlah investor saham di pasar modal Indonesia perakhir semester I/2022. KSEI mencatat sampai akhir Juni 2022jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 4.002.289. Jumlah investor tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,96 persen dibanding akhir tahun 2021, yaitu 3.451.513. Sebenarnya tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak tahun 2020 dimanapada saat itu jumlah investor tercatat hanya berjumlah 1.695.268. Lebih rinci KSEI menjelaskan jumlah investor

 

saham pada akhir semester I/2022 tersebut didominasi oleh investor kelompok milenial dan gen Z, yang berusia di bawah 40 tahun, yaitu sebesar 81,64 persen dengan nilai aset yang mencapai Rp144,07 triliun. Dari jumlah investor kelompok gen z dan milenial tersebut, sebanyak 60,45 persen berprofesi sebagai karyawan swasta, pegawai negeri, guru dan pelajar, dengan nilai aset mencapai Rp358,53 triliun.

 

Uraian di atas menjelaskan bahwa penambahan investor saham di pasar modal Indonesia didominasi oleh kaum muda milenial dan kelompok gen Z. Istilah Millennials merujuk pada generasi yang lahir dari tahun 1980 hingga 1996. Generasi ini sering digambarkan sebagai generasi konsumtif atau lebih suka menghabiskan uang dari pada ditabung.  Meskipun begitu generasi Millennials juga merupakan generasi digital (digital native) pertama. Generasi ini memiliki ciri sangat mandiri, yaitu tidak lagi harus bergantung pada orang lain untuk memecahkan masalah atau mengajari banyak hal. Mereka percaya diri karena memiliki internet untuk memecahkan masalah sekaligus pengambilan keputusan. Ciri lainnya memiliki rasa ingin tahu. Generasi ini tidak tidak takut untuk mempertanyakan hal-hal yang tidak dan belum diketahui. Adapun Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997 atau 2000. Generasi ini masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi. Gen Z memiliki karakteristik antara lain: Ambisius Digital-native dan percaya diri.

 

Penambahan investor saham di pasar modal Indonesia didominasi oleh kaum muda milenial dan kelompok gen Z dan dilakukan pada saat masa pandemi covid-19. Padahal data Badan Pusat Statistik (BPS) menyimpulkan dampak pandemi covid-19 paling banyak justru dirasakan oleh generasi milenial dan generasi Z. Hal ini karena generasi ini merupakan mayoritas usia kerja. BPS menganalisis dampak covid-19 berdasarkan kelompok umur dan menyimpulkan pandemi covid-19 memberi dampak besar pada penduduk usia kerja 15 tahun ke atas (generasi gen Z). Sementara pada generasi milenial, dampak yang paling banyak dirasakan adalah terkait pengurangan jam kerja. Pengurangan jam kerja ini menjadikan kelompok ini mengalami penurunan penerimaan pendapatan selama pandemicovid-19.

 

Salah satu efek Pandemi covid-19adalah meningkatnya penerapan sekaligus perkembangan teknologi dan digitalisasi. Melalui teknologi dan digitalisasikaum muda milenial dan kelompok gen Z berusaha mencari berbagai alternatif bagaimana meningkatkan pendapatan. Salah satunya dengan berinvestasi saham di pasar modal. Pandu Sjahrir, Komisaris BEI, menjelaskan beberapa alasan yang menjadikan kaum milenial dan generasi Z mendominasi investor di bursa efek indonesia tahun. Pertama, ada perubahan minat dari kalangan muda dari yang sebelumnya cenderung konsumtif menjadi ingin berinvestasi.Kedua, maraknya perusahaan fintech atau marketplace yang memperjualbelikan produk investasi seperti reksadana dan saham seperti Stockbit, Bibit, Ajaib, dan Pluang.

 

Kehadiran fintech-fintech ini menjadikankaum milenial dan generasi Z semakin mudah membeli instrumen investasi. Mereka tak perlu lagi bertransaksi melalui broker, tapi bisa memilih langsung instrumen mana yang ingin dibeli.Ketiga, pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi. Hal ini tercermin dari tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia dari waktu ke waktu. Tercatat jumlah pengguna internet mencapai 202,6 juta pengguna di Indonesia.Keempat, masuknya investor global ke perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang menjadikan perusahaan lokal menjual saham di BEI sehingga pilihan pembelian jenis saham perusahaan menjadi lebih beragam.Misalnya, baru baru ini perusahaan investasi Ribbit Capital menjadi investor salah satu bank baru di Indonesi (Bank Jago). Kelima, mulai masuknya perusahaan bervaluasi US$1 miliar alias unicorn yang melantai di bursa saham, misalnya Bukalapak, GoTo, SiCepat dan Traveloka. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.jateng.id