Kebijakan Perang Rusia di Musim Dingin; Siap-siap! Krisis Pangan dan Kenaikan Harga Energi di Depan Mata

Kebijakan Perang Rusia di Musim Dingin; Siap-siap! Krisis Pangan dan Kenaikan Harga Energi di Depan Mata

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Kamis, 30 Juni 2022..-BPMI Setpres/Laily Rachev---

JAKARTA, (DiswayJateng.Id)- Perang Rusia dengan Ukraine belum menunjukan ke arah perdamaian. Padahal, pertikaian tersebut sudah berimbas pada perekenomian global yang tersus bergejolak. 

Apalagi saat Eropa akan memasuki musim dingin, Rusia melakukan pembatasan pasokan gas miliknya ke wilayah Eropa. 

Hal itu diperparah dengan ancaman baru Rusia yang akan mengebom semua kapal yang membawa gandum dari Ukraina ke seluruh dunia. 

Dengan kondisi tersebut, Bank Indonesia memperkirakan dalam beberapa bulan ke depan akan terjadi potensi kenaikan harga energi, terutama harga minyak dan gas. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menilai, hal itu  berpotensi akan mengancam pasokan pangan global.

“Dua hari yang lalu keluar ancaman Rusia akan mengebom semua kapal yang membawa gandum ke seluruh dunia. Jadi, itu potensi yang muncul baru dari sisi pasokan pangan yang akan terganggu lagi, dengan harga potensi naik,” kata Dody dalam keterangannya.

Oleh karena itu, Bank Indonesia memprediksi risiko harga komoditas masih akan tinggi ke depannya. 

Menurutnya, dunia sedang tidak baik-baik saja. Kendati begitu, Dody menegaskan pihaknya tengah berusaha untuk memitigasi hal tersebut agar tidak terjadi.

“Kita bukan menakuti tapi bagaimana kita memitigasi, karena semua negara sedang berperang dengan ancaman yang sama," ujarnya.

"Semua negara menaikan suku bunga. Apapun resiko yang dihadapi dengan konteks masalah pertumbuhan yang melambat adalah prioritas kedua, karena masalah stabilitas tidak ada kata tawar,” imbuhnya.

Dody mengaku, untuk di dalam negeri sendiri Bank Indonesia sedang berupaya untuk menekan inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang berkolaborasi dengan Pemerintah daerah di berbagai Provinsi di Indonesia.

“Kami di Bank Indonesia akan mengedepankan kebijakan-kebijakan yang tepat dengan permasalahan," ujarnya.

Selain melalui GNPIP, Bank Indonesia beberapa waktu yang lalu kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen pada Oktober 2022. 

Alasan BI menaikkan suku bunga acuan, karena permintaan diprediksi akan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway