Wagub Minta Alumni Pondok Pesantren Tidak Enggan Mengajar Agama di Level Terendah
Reporter:
Gabriel Kristi|
Editor:
Gabriel Kristi|
Senin 15-08-2022,20:56 WIB
--
Semarang (DiswayJateng) - Alumni pondok pesantren diminta Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen bisa aktif mengajar agama Islam di tengah masyarakat. Dirinya menyayangkan apabila dijumpai lulusan pondok pesantren yang enggan memberikan ilmu agamanya di masyarakat, karena merasa mengajar di level yang rendah.
"Kalau di masyarakat kita baru belajarnya alif ba ta (huruf hijaiyyah), ya diajar saja. Mungkin nantinya yang diajar mau meneruskan ke pondok pesantren. Setelah empat-lima tahun pulang (selesai belajar di pondok), pasti kembali ke guru awalnya," kata Wagub saat hadir dalam Halaqoh yang diselenggarakan Paguyuban Mutakhorijin di Gunungpati Semarang, Senin (15/08/2022).
Memberikan ilmu agama di level terendah, lanjut Wagub, termasuk hal yang mulia. Para kyai besar pun, dulu pasti pernah mengajar muridnya dari tahapan mengenalkan huruf hijaiyyah. Ditandaskannya, mendapatkan ilmu perlu melalui sebuah proses. Tidak ada orang yang memiliki banyak ilmu, tanpa melewati proses level terendah.
"Kalau para kyai harus mengajar dari level terendah lagi, nanti guru di pondok tidak ada. Sehingga, perlu dibagi," ujarnya.
Para alumni yang enggan mengajar agama di level terendah, menurut Wagub perlu belajar dari Jamaludin Muhammad bin Abdulloh bin Malik. Ia merupakan ulama kenamaan yang menyusun kitab Alfiyah Ibnu Malik. Jamaludin Muhammad bin Abdulloh bin Malik pernah mengajar kitab Alfiyah hingga selesai, tetapi tidak ada yang mendengarkan. Tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Namun kondisi itu jauh berbeda dengan sekarang. Kitab Alfiyah, saat ini banyak diajarkan di pondok pesantren.(GBR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: