Kasus Covid-19 di Magelang Terus Merangkak Naik

Kasus Covid-19 di Magelang Terus Merangkak Naik

Tak hanya fasilitas layanan kesehatan, salah satu pusat perbelanjaan di Magelang juga terlibat dalam percepatan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin penguat-Wiwid-magelangekspres.com

MAGELANG (Disway Jateng) - Kasus Covid-19 di Kota Magelang, mulai merangkak naik beberapa pekan terakhir. Namun kenaikan kasus itu belum diimbangi dengan laju vaksinasi penguat yang cepat.

Antusiasme masyarakat mengakses layanan vaksinasi juga berkurang meski akses layanan JKvaksinasi telah dipermudah.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, dr Istikomah mengatakan, total kasus aktif di kota itu berjumlah 10 kasus. Dari 10 kasus, empat di antaranya dirawat di rumah sakit. Sedangkan enam lainnya menjalani isolasi mandiri.

”Kami mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi penguat. Sekarang kasus memang sedang naik secara nasional. Salah satu upaya untuk mencegahnya dengan mengikuti vaksinasi,” kata dr Istikomah, kemarin.

Dia menjelaskan, terdapat 21 titik layanan fasilitas kesehatan yang menyediakan vaksinasi. Prosedurnya pun sangat mudah, masyarakat tinggal mendaftar dan menjalani pemeriksaan kesehatan.

”Tidak usah khawatir kita krisis vaksin, karena jumlah vaksin selalu memenuhi syarat,” jelasnya.

Istikomah menyebutkan, dalam satu layanan fasilitas kesehatan di Kota Magelang setidaknya mampu memvaksinasi 100-200 orang per hari. Jika dioptimalkan, seluruh puskesmas setidaknya mampu menjangkau hingga 2.000 orang untuk divaksin setiap harinya. Namun, dalam praktiknya, rata-rata satu puskesmas hanya melayani tidak lebih dari 15 orang saja.

”Jumlah yang divaksin ini terus mengalami pasang surut. Sebaiknya memang tidak “teng prentil” satu-satu, untuk menghindari sisa dosis yang terbuang,” ujarnya.

Dia menjelaskan, vaksin yang diberikan dikemas dalam satu vial berisi 10 dosis. Jika hanya disuntikan satu sampai dua dosis, maka ada 8 dosis lagi yang tidak digunakan.

”Kalau di bawah 10 orang, misalnya cuma dua atau bahkan satu orang divaksin. Sisa dosis lainnya terus nganggur tidak terpakai,” ujarnya.

Apalagi, puskesmas tidak diperbolehkan menolak vaksinasi permintaan masyarakat. Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat turut mengajak tetangga, kerabat, teman dekat, atau siapapun yang belum dibooster.

“Supaya tidak banyak yang terbuang,” tandasnya.

Dirinya menyebutkan, vaksinasi dosis kedua di Kota Magelang sudah mencapai 95 persen. Sedangkan vaksin penguat, baru mencapai angka 50-60 persen, karena ada beberapa kriteria yang tidak bisa divaksin.

”Seperti lansia, anak-anak, sampai mereka yang tidak lolos proses skrining karena faktor kesehatan. Kriteria semacam itu memang tidak boleh divaksin,” jelasnya.

Meski demikian, pihaknya menjamin bahwa Dinkes Kota Magelang masih konsiten memberlakukan tracing, testing, dan treatment (3T). Walaupun belakangan, sesuai dengan Inmendagri terbaru, ada kebijakan yang sangat sulit dijalankan Pemkot Magelang, yakni terkait target pengiriman spesimen.

“Tadinya target spesimen di Kota Magelang hanya 17 spesimen per pekan. Tapi berdasarkan Inmendagri terbaru, spesimen yang ditarget melonjak jadi 87 spesimen setiap pekan. Kemungkinan ini salah ketik, karena bagaimana bisa, saat delta tahun lalu saja tidak sampai segitu jumlahnya,” paparnya.

Menyikapi hal tersebut, pihaknya akan mengirimkan pemberitahuan ke Pemerintah Pusat. Sebab, jika dilihat dari jumlah penduduk Kota Magelang yang hanya 128.000 jiwa, maka jumlah 17 spesimen setiap pekan sudah cukup untuk dapat menentukan laju perkembangan kasus di kota ini.

Sementara itu, Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang Joko Budiyono menilai, laju kasus yang naik belakangan ini ditengarai masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar daerah. Sebagian besar mereka merupakan pelaku perjalanan yang mendadak menderita sakit. Setelah diperiksa ternyata positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit.

”Faktor penularan dari luar. Selain warga Kota Magelang, banyak juga warga luar daerah yang dirawat di rumah sakit rujukan di Kota Magelang, seperti RSJ Prof Dr Soerojo, RST dr Soedjono, RSUD Budi Rahayu, dan RSUD Tidar,” ungkapnya.

Joko menuturkan, meski sempat melandai, ditandai dengan zero kasus selama dua bulan terakhir, namun Pemkot Magelang sama sekali tidak mengurangi porsi penanganan pandemi Covid-19. Hal itu diwujudkan dengan imbauan kepada seluruh rumah sakit rujukan, agar tidak mengurangi ruang pasien isolasi.

”Dari empat rumah sakit rujukan yang ada, seluruhnya masih konsisten. Ada 356 tempat tidur yang disediakan bagi pasien Covid-19. Walaupun tidak dihuni, tapi karena sampai sekarang status pandemi belum dicabut, jadi kewajiban mesti dijalankan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com