Mudik Lebaran, Pengguna Angkutan Pribadi Masih Terbanyak

Mudik Lebaran, Pengguna Angkutan Pribadi Masih Terbanyak

Semarang (DiswayJateng) Pengguna angkutan pribadi masih yang terbanyak untuk mudik Lebaran tahun ini.

Hasil survey kedua yang dilakukan Balitbang Perhubungan (2022) menyebutkan, potensi penggunaan moda mobil pribadi 26,8% atau 21,3 juta orang, sepeda motor 18,7% atau 14,9 juta orang, bus 16,3% atau 12,9 juta orang, pesawat terbang 12,1% atau 9,6 juta orang, kereta api 9% atau 7,2 juta orang, kapal laut 1,4% atau 1,1 juta orang, dan kapal penyeberangan 1,2% atau 900 ribu orang. Total pengguna transportasi jalan 75,3% atau sebanyak 59,8 juta orang akan menggunakan transportasi jalan. 

"Potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2022 adalah yang semula pada survei pertama 20,3% atau 55 juta orang akan melakukan perjalanan ke luar kota, setelah dilakukan survei kedua mengalami peningkatan menjadi 29,4% atau 79,4 juta," kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno, Kamis (7/4).

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat ini menambahkan, potensi pergerakan dari Jabodetabek pada survei pertama sebanyak 9,1 juta orang atau 26,84% dari penduduk Jabodetabek, setelah dilakukan survei kedua mengalami peningkatan menjadi 13 juta atau 38,35%.

"Setelah dihapusnya test swab antigen/PCR, potensi penggunaan moda agak bergeser walaupun penggunaan angkutan pribadi tetap terbanyak, pemilihan penggunaan pesawat menjadi lebih banyak dibandingkan menggunakan kereta api dibandingkan hasil pada survey pertama," ungkapnya.

Mudik gratis

Tahun ini, kata dia, dipastikan ada mudik gratis, yang tidak hanya menggunakan bus, namun ada kereta dan kapal laut.

Mudik berangkat dari terminal akan memudahkan pengawasan dan pengaturan. Apalagi mudik lebaran tahun ini ada persyaratan sudah vaksin ketiga (booster). 

Djoko meminta, tidak hanya penumpang yang harus diwajibkan sehat, namun semua pengemudi Bus AKAP/AKDP juga diwajibkan mengikuti tes kesehatan dan diberikan tambahan vitamin. Hanya pengemudi yang lolos tes kesehatan dapat diijinkan mengemudikan bus mengangkut pemudik. 

"Harus dicermati pula, keberadaan angkutan umum pelat hitam dan biro jasa yang sudah menawarkan mudik menggunakan bus pariwisata melalui media sosial. Pemerintah perlu mengantisipasi sejak dini. Kendaraan yang digunakan pasti tidak lolos ramp check, penumpang tidak diperiksa kesehatannnya, pengemudi tidak ikut tes kesehatan. Sanksi dapat diberikan terhadap PO Bus Pariwisata yang beroperasi dengan berkedok wisata mudik," tegasnya. 

Di sisi lain, disoroti pula, masih ada sejumlah armada truk yang masih digunakan untuk mengangkut pemudik. Untuk itu, harus ada larangan penggunaan truk untuk membawa pemudik. Di masa lebaran, juga penggunaan mobil bak terbuka digunakan untuk berwisata, harus dilarang. 

Dia juga menyoroti pintu perlintasan sebidang yang tidak dijaga sehingga kerap terjadi kecelakaan di saat mudik Lebaran. "Korbannya adalah yang jarang melintas di situ, sehingga selama musim mudik Lebaran perlu dilakukan peningkatan pengawasan oleh pemda setempat," tandasnya. 

Djoko menegaskan, protokol kesehatan harus tetap ada untuk setiap kegiatan mudik Lebaran. 

"Mudik Lebaran tahun ini harus tetap memperhatikan keselamatan, keamanan, kenyamanan, kemudian ditambahkan aspek kesehatan dan bertanggungjawab," pungkasnya. (Gabriel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: