Lawan Bullying, Robby Tegaskan Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Usia Dini
DIWARNAI : Talkshow Anti Bullying dan Pentas Seni bertajuk 'Power of Kindness' diwarnai tarian dari pelajar Salatiga di Halaman Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Kamis 27 November 2025. Foto : ist/ Erna Yunus Basri--
SEMARANG - Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, Sp.OG., menekankan bullying berakar dari masalah karakter.
"Sehingga, pendidikan karakter menjadi solusi utama," kata Robby Hernawan saat Talkshow Anti bullying dan Pentas Seni bertajuk 'Power of Kindness' di Halaman Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Kamis 27 November 2025.
Robby menjabarkan, dahulu tidak ada namanya bully. Untuk itu, ia meminta
Kepala Dinas Pendidikan untuk fokus memperkuat pendidikan karakter pada jenjang PAUD, TK, dan SD, mengingat usia tersebut merupakan fase paling efektif dalam pembentukan karakter.
Nilai-nilai karakter yang ditekankan antara lain kejujuran dalam perilaku, ucapan, tanggung jawab, empati, toleransi, kerja sama, serta kreativitas dan inovasi sebagai bagian dari karakter yang utuh.
"Zaman dulu tidak ada bully, kalau bandel itu yang ada. Karena pendidikan agama dan PPKN/PMP waktu dulu itu diprioritaskan, sehingga karakter anak-anak bisa meningkat," ujar Robby.
Robby berharap dengan pendidikan karakter ini, anak-anak yang berkarakter mempunyai prestasi akademik yang lebih baik, akan meningkatkan kemampuan sosial dan emosional, dan menempatkan kesadaran akan nilai-nilai prinsip hidup bagaimana hidup itu bertanggung jawab dan bertoleransi.
Hadir dalam kegiatan itu, Ketua TP PKK Kota Salatiga, Retno Robby Hernawan, Forkopimda, sejumlah Kepala OPD, serta seluruh Kepala SD dan SMP se-Kota Salatiga.
Pembukaan acara berlangsung meriah dengan berbagai penampilan istimewa, mulai dari hafalan surat, pembacaan puisi, dan ndagel (lawakan) oleh anak-anak School Religious Culture (SRC), hingga tarian line dance “Sik Sik Sibatumanikam” yang enerjik dari siswi SMP Negeri 2 Salatiga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Muh Nasiruddin, menjelaskan bahwa kampanye anti bullying digelar karena adanya penurunan karakter siswa akibat pengaruh lingkungan, media sosial, pergaulan, minim pengawasan, serta pola asuh yang kurang tepat.
"Kami berharap dengan adanya kampanye anti bullying ini, lahir generasi muda yang handal dan mampu menjadi pionir pembangunan menuju generasi emas tahun 2045," tutup Nasiruddin.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
