Imbas Revitalisasi Bendung Danawarih Kabupaten Tegal, Ratusan Petani Kecewa karena Gagal Panen
WAWANCARA - Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKB, A. Jafar, saat diwawancara sejumlah awak media soal bantuan beras CBP.Foto: Yeri Noveli/diswayjateng.id--
SLAWI, diswayjateng.id — Ratusan petani di wilayah Daerah Irigasi (DI) Gung akhirnya bisa sedikit bernapas lega. Setelah berbulan-bulan menahan kecewa akibat gagal panen, mereka menerima bantuan beras dari Pemerintah Kabupaten Tegal sebagai kompensasi terdampak revitalisasi Bendung Danawarih.
Bantuan diserahkan langsung oleh Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman, di Balai Desa Timbangreja, Kecamatan Lebaksiu.

Sebanyak 392 petani dari enam desa yakni Desa Timbangreja, Danawarih, Lebaksiu Lor, Lebaksiu Kidul, Yomani, dan Lebakgowah, Kabupaten Tegal. Masing-masing menerima 20 kilogram beras. Total bantuan mencapai 7,8 ton, bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Kabupaten Tegal.
Di balik rampungnya bendung yang kini mulai beroperasi, gelombang kekecewaan petani sebenarnya sudah memuncak sejak tiga hingga empat bulan lalu. Saat pekerjaan revitalisasi dimulai, aliran irigasi ke lahan pertanian DI Gung terputus total. Akibatnya, lebih dari 80 hektare tanaman padi mati dan tidak bisa dipanen. Kerugian petani ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
BACA JUGA:Bendung Danawarih Kabupaten Tegal Direncanakan Dibuka Awal September 2025
BACA JUGA:Petani Warureja Kabupaten Tegal Krisis Air
Padi yang sudah dirawat dengan biaya tanam, pupuk, dan tenaga kerja hanya bisa dibiarkan mengering. Petani di sepanjang DI Gung mengaku tak berdaya melihat tanaman mereka satu per satu mati.
Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKB, A. Jafar, menilai bantuan beras ini belum sebanding dengan kerugian besar yang dialami petani.
“Sebenarnya bantuan ini tidak sepadan dengan kerugian petani. Tapi minimal bisa mengurangi kekecewaan mereka. Andaikan sejak awal ada sosialisasi, tentu petani tidak akan menanam padi,” ujarnya.
Jafar juga mendorong pemerintah mempertimbangkan pemberian uang stimulan sebagai bentuk kompensasi tambahan atas kerugian petani selama masa pembangunan.
Meski sempat menimbulkan polemik, revitalisasi Bendung Danawarih kini resmi tuntas 100 persen. Sistem irigasi di DI Gung disebut jauh lebih baik, dengan debit air yang lebih stabil untuk kebutuhan pertanian.
BACA JUGA:Petani Warureja Minta Normalisasi Bendung Cipero, Wakil Bupati Tegal Siap Bantu ke Pusat
BACA JUGA:Harga Jahe Murah, Petani Tunda Panen
Kawasan sekitar bendung juga tampak lebih tertata, terutama setelah dibangunnya jalur inspeksi mulus dari Desa Kesuben hingga Slarang Kidul. Jalur baru itu bahkan disebut membuka peluang wisata lokal di sekitar bendung.
Pemerintah berharap keberadaan bendung baru ini menjadi titik balik untuk meningkatkan produktivitas pertanian Kabupaten Tegal. Para petani pun optimistis, selama aliran air kembali normal dan kejadian serupa tidak terulang.
Bupati Ischak menegaskan bahwa pemberian bantuan beras ini merupakan bentuk kehadiran negara di tengah masyarakat yang terdampak pembangunan strategis.
“Pemerintah hadir untuk meringankan beban para petani. Proyek revitalisasi ini memang membawa dampak sementara, namun manfaat jangka panjangnya akan sangat besar bagi pertanian kita,” ujarnya.
BACA JUGA:Dukung Petani dan Ketahanan Pangan Nasional
BACA JUGA:Harga Cabai Merah di Tingkat Petani di Kabupaten Pemalang Naik
Dengan rampungnya Bendung Danawarih, petani kini menaruh harapan baru. Mereka berharap musim tanam berikutnya bisa kembali normal dan produktivitas pertanian meningkat seperti sediakala. (adv)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
