Miskin Branding, Faelasufa Temukan Kopi Khas Batang Dijual atas Nama Daerah Lain

BATANG, diswayjateng.id - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang, Faelasufa Faiz, mulai gencar membranding kopi khas Batang.

Ia menegaskan pentingnya mengenalkan kopi khas Batang secara nasional, tanpa harus dijual atas nama daerah lain.

“Apapun jenis kopinya, entah Surjo atau Tombo, yang jelas dari Batang,” ucapnya di Rumah Dinas Bupati, Sabtu 3 Mei 2025.

Ia menyayangkan fakta pahit bahwa selama ini kopi khas Batang harus ‘mengungsi’ dulu ke luar daerah, agar bisa sampai ke tangan para penikmat kopi.

BACA JUGA: Triwulan Pertama 2025, Realisasi Investasi di Batang Capai Rp1,63 Triliun

BACA JUGA: Kecelakaan di Tol Pemalang-Batang, Toyota Innova Tabrak Truk Fuso Dua Orang Meninggal

Lucunya, pasar justru mengenalnya sebagai kopi Temanggung atau daerah lain, padahal biji mentahnya lahir dari tanah Batang.

Tak hanya itu, Faelasufa juga menyoroti pentingnya pembinaan yang lebih intensif agar jenis-jenis kopi unggulan dari Batang tidak sekadar jadi penonton.

Menurutnya, green bean dari Batang butuh sentralisasi pascapanen agar bisa memenuhi standar pasar dan punya kualitas yang seragam.

“Tanpa standarisasi, kualitasnya bisa timpang antar petani, dan itu bikin pamor kita jatuh,” tegasnya.

BACA JUGA: Mickel dan Gloria Terpilih jadi Mas dan Mbak Batang 2025, Apa Tugasnya?

BACA JUGA: Menteri Maruarar Sirait Beri Nilai 7,5 ke Perumahan Subsidi di Batang, Peringatkan Pengembang Nakal

Pendiri Java Kirana, M. Noverian Aditya, mendukung penuh ide sentralisasi sebagai cara menjaga kualitas dan menghindari kesenjangan di antara petani.

Dengan cara ini, kopi khas Batang tak hanya dikenal karena rasa, tapi juga karena konsistensi dan profesionalismenya. “Nantinya, kopi Batang bisa bersaing bukan cuma di rasa, tapi juga di gengsi,” katanya.

Sumber: