Rizal, Pemuda Serabutan Itu Kini Jadi Bos Batik Tulis, Ekspor Sampai Inggris

Rizal, Pemuda Serabutan Itu Kini Jadi Bos Batik Tulis, Ekspor Sampai Inggris

Rizal, Alumni Rumah Batik TBIG Pekalongan 1--IST/dok pri

PEKALONGAN, diswayjateng.id - Berawal dari pelatihan gratis yang diselenggarakan Rumah Batik Tower Bersama Group (TBIG) Pekalongan, nasib M Abdurrizal Bahri (32) berubah 180 derajat. 

Pemuda asli Pekalongan yang dulunya bekerja serabutan itu, kini menjadi pengusaha batik tulis yang mempekerjakan 50 orang. Produk batiknya pun diekspor hingga ke berbagai negara.

"Ayah saya buruh bangunan, ibu saya hanya ibu rumah tangga biasa. Dulu saya cuma bantu ibu dan kerja seadanya. Jadi seperti ini pun sama sekali tidak masuk ekspetasi saya," kata pria yang akrab disapa Rizal mengawali cerita perjalanan hidupnya.

Lulus dari sekolah menengah kejuruan (SMK) di Pekalongab tidak serta merta membuat Rizal muda langsung dapat kerja.

BACA JUGA:  Berlandaskan Filosofi, Pilihan Aksi CSR TBIG Hasilkan Rumah Batik hingga Kurikulum Unggulan

BACA JUGA: Menteri Wihaji Ajak Korporasi Jadi Orang Tua Asuh Ibu Hamil Lewat Genting, TBIG Sejalan

Bukannya tidak berusaha, sejak lulus SMK dari jurusan otomotif, ia sudah berusaha mencari kerja ke berbagai perusahaan otomotif ternama.

"Lulus sekolah daftar kerja belum pernah keterima. Ya Fomo ikut daftar ke daihatsu atau astra, cuma kebetulan tidak pernah keterima. Lalu akhirnya bantu-bantu di rumah, kerja seadanya, kalau ada pelatihan apapun selalu ikut," kata warga Desa Petukangan, Kecamatan Wiradesa , Kabupaten Pekalongan. 

Pada 2015, saat itu umurnya 22 tahun, Rizal selalu menyempatkan mengaji pada kiai yang menjadi pengasuh Panti Asuhan dekat rumahnya.

Suatu hari, trainer dari Rumah Batik TBIG Pekalongan datang ke panti asuhan. Tujuannya mencari peserta pelatihan membatik. 

BACA JUGA: Mengembalikan Makna CSR melalui Jurnalisme Berkualitas, Frans Surdiasis: Platformnya Masyarakat

BACA JUGA: Ketua Dewan Pers Buka Journalism Fellowship on CSR 2025, Ini Pesannya

"Waktu itu ada trainer dari rumah batik pak Purwanto sama pak Rahmat datang ke situ, ke panti asuhan nawarin program pelatihan batik. Ditawarkan pak kiai ke anak-anak panti, ditawarin. Saya tertarik karena Pekalongan terkenal sebagai industri batik, pengen tahu sebagai warga asli,"tutur sulung dari tiga bersaudara itu.

Lokasi Rumah Batik TBIG berada di Desa Gumawang, Kecamatan Wiradesa. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait