Warga Kota Pekalongan Belum Melek Program Cek Kesehatan Gratis
ilustrasi cek kesehatan gratis di Puskesmas wilayah Kota Pekalongan--IST
Bukan cuma fleksibel, prosedur pemeriksaannya pun sangat mudah.
“Warga cukup bawa KTP dan berpuasa 8 hingga 10 jam sebelum datang,” jelas dr. MJ.
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh—mulai dari cek darah, urin, HPV, Hepatitis, Sipilis, sampai pemeriksaan gigi.
Bahkan ada juga skrining kanker paru-paru dan kanker payudara, yang selama ini jadi penyakit pembunuh senyap di Indonesia.
Kalau hasilnya menunjukkan ada masalah kesehatan, warga bisa langsung dirujuk ke rumah sakit atau melanjutkan pemeriksaan lanjutan di puskesmas.
Menariknya, justru warga lanjut usia (lansia) yang paling aktif memanfaatkan layanan ini.
“Yang muda-muda banyak yang belum tertarik. Lansia malah antusias, karena mereka lebih sadar pentingnya deteksi dini,” kata dr. MJ.
Penggunaan aplikasi Satu Sehat Indonesia pun masih tergolong minim.
Kebanyakan warga lebih memilih datang langsung ke fasilitas kesehatan daripada ribet buka aplikasi.
dr. MJ menegaskan perlunya kampanye masif agar program Cek Kesehatan Gratis ini tidak mubazir.
Menurutnya, pemerintah daerah dan puskesmas perlu lebih agresif menyampaikan informasi bahwa program ini tidak ribet dan tidak terbatas waktu.
“Selama ini kita hanya umumkan lewat media sosial dan posyandu. Tapi itu belum cukup. Harus door to door, masuk ke RT-RW, dan komunitas,” katanya.
Ia berharap di bulan-bulan ke depan, jumlah pemanfaat CKG akan meningkat seiring dengan makin gencarnya edukasi kepada masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
