1.817 Hektare Sawah Terdampak Banjir Batang, Irigasi Banyak yang Rusak
Disparperta Kabupaten Batang mengecek kondisi irigasi pascabanjir--IST
BATANG, diswayjateng.id - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Batang pada Januari lalu meninggalkan dampak pada 1.817 hektare sawah.
Ribuan hektare tanaman padi terendam air, irigasi rusak, dan sejumlah lahan mengalami puso atau gagal panen.
Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Batang, Windu Suriadji mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah koordinasi dengan instansi terkait guna menangani dampak bencana ini.
"Kami memasukkan laporan, koordinasi dengan OPD terkait, dan menyiapkan langkah-langkah untuk penanganan sesuai kewenangan. Semoga segera pulih kembali, karena program pemerintah adalah ketahanan pangan," ujarnya, Jumat 7 Februari 2025.
BACA JUGA: Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Salurkan Bantuan Penanganan Banjir Kudus Sebesar Rp382 Juta
BACA JUGA: Cegah Banjir, Pj Gubernur Jateng Tinjau Normalisasi Sungai Wulan
Kabid Tanaman Pangan, Rini Diana Anggriani, menjelaskan bahwa curah hujan tinggi terjadi dalam dua fase, dengan puncaknya pada 22 Januari 2025.
"Dampaknya sekitar 1.817 hektare tanaman padi terdampak. Ada yang rusak karena terendam air, ada pula yang puso," kata Rini.
Menurutnya, permasalahan ini tidak semata-mata akibat sistem pertanian yang buruk, melainkan faktor alam.
Ia menambahkan bahwa saluran irigasi di Warungasem mengalami jebol, sehingga arus air melenceng dari alur yang seharusnya.
BACA JUGA: Penataan Kota Batang Terkendala Banjir, Pemkab Butuh Anggaran Rp20 Miliar
"Kami langsung berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana dan dalam waktu 48 jam, perbaikan bisa diselesaikan," katanya.
Tak hanya banjir, petani juga menghadapi serangan hama tikus yang memperparah kondisi lahan pertanian. Beberapa wilayah seperti Kecamatan Tulis dan Ponowareng mengalami kerugian akibat serangan hama ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
