Padukan Nuansa Etnik Kudus, Zum Art Gallery Hadirkan Pernik Kerajinan Limbah Kayu
Berbagai kerajinan kayu karya Zumi Art Gallery yang dipajang saat CFD Alun-alun Kudus-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id- Dalam riuhnya Car Free Day (CFD) setiap Minggu pagi di kawasan Alun-alun Simpang Tujuh Kabupaten Kudus, ada satu sudut yang mencuri perhatian pengunjung.
Bukan karena suara musik atau atraksi panggung. Melainkan meja sederhana yang penuh dengan pernak-pernik kayu jati sisa furniture export/import.
Di sanalah Zumi Art Gallery, satu-satunya UMKM yang menawarkan kerajinan tangan etnik dari kayu jati sisa yang menjadi perhatian setiap pengunjung yang melewatinya.
Zumi Art Gallery bukan sekadar lapak UMKM biasa. Di balik setiap produk kerajinan seperti gantungan kunci, hiasan dinding, puzzle edukatif, hingga mobil-mobilan kayu yang terpajang rapi.
Selain itu, tersimpan kisah inspiratif tentang kreativitas, keberanian mengambil langkah baru, dan kecintaan terhadap budaya local di Kota Kretek.
Sang perintis Zumi Art Gallery, Fahzumi, memang bukan orang baru dalam dunia kayu. Ia telah lebih dari 20 tahun berkecimpung sebagai karyawan perusahaan furniture ekspor-impor di Kabupaten Jepara.
Ketika hasrat untuk pensiun muncul, ia tidak serta-merta ingin beristirahat sepenuhnya. Justru dari tumpukan kayu jati bekas di tempat kerjanya, ide itu muncul.
“Daripada terbuang, saya pikir bisa dijadikan sesuatu yang bernilai. Lalu saya mulai menggambar desain dan kerja sama dengan pengrajin untuk memotong sesuai bentuk,” ujar Fahzumi.
Lahir lah karya-karya bernuansa etnik, mulai dari gantungan kunci bergaya tradisional, hiasan meja, mainan edukatif untuk anak-anak hingga cindramata yang cocok sebagai buah tangan.
Tak hanya indah, produk-produk ini juga mengusung misi lingkungan: mengolah limbah kayu jati menjadi barang bernilai jual tinggi.
Karya Fahzumi pun mendapat perhatian khusus saat Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris meninjau CFD. Bupati Samani menyempatkan mampir dan berbincang langsung dengan Fahzumi.
“Saya bangga ada warga Kudus yang bisa memanfaatkan limbah menjadi kerajinan bernilai tinggi. Ini harus kita dukung,” tutur Sam’ani.
Sebagai bentuk apresiasi, Fahzumi memberikan salah satu karyanya kepada Bupati Sam’ani. Sebuah hiasan meja berbentuk daun tembakau, simbol dari Kota Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek.
“Kebetulan saya bawa hiasan berbentuk daun, ya saya kasihkan ke beliau. Daun itu kan simbol khas Kudus juga, dan saya rasa cocok menggambarkan keramahannya terhadap masyarakat,” tukas Fahzumi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
