BATANG, diswayjateng.com - Pasca banjir yang melanda ruas vital Jalan A. Yani Batang, Pemerintah Kabupaten Batang langsung melakukan operasi normalisasi drainase Jalan A. Yani Batang dengan pengerahan personel besar-besaran.
Operasi normalisasi drainase Jalan A.Yani Batang dilakukan tiga hari penuh untuk membersihkan saluran air dengan sedimentasi tinggi.
DPU PR bersama Balai PSDA Provinsi Jawa Tengah, BPBD, dan Dinas Lingkungan Hidup (LH) turun bersama sebagai kolaborasi lintas instansi yang mengerahkan 88 petugas per hari.
Endro Suryono Kepala DPU PR Batang menegaskan bahwa normalisasi gorong-gorong A. Yani Batang merupakan respons darurat sekaligus upaya pencegahan jangka panjang menghadapi puncak musim hujan.
“Kita kerja sama, kolaborasi, bersama-sama dengan PSDA Provinsi dan seluruh pihak terkait untuk memastikan saluran kembali normal,” ujar Endro Suryono pada Selasa, 9 Desember 2025.
Operasi normalisasi gorong-gorong A. Yani Batang ini memfokuskan penyisiran dari Jalan A. Yani hingga titik pertemuan Jalan Yos Sudarso dan RE Martadinata sebagai jalur vital arus air.
Kondisi gorong-gorong yang sempit serta terhalang banyak jembatan dan bangunan di atas saluran membuat alat berat tidak bisa digunakan.
Seluruh pembersihan sedimen, plastik, sampah rumah tangga, hingga kayu gelondongan ukuran besar terpaksa dilakukan secara manual oleh para petugas.
“Tantangan terbesarnya ya itu, banyak bangunan di atasnya sehingga alat berat tak bisa masuk,” kata Endro.
Temuan lapangan memperlihatkan empat penyebab utama banjir berulang di Jalan A. Yani:
- Sedimen lumpur yang menumpuk sangat tebal.
- Sampah rumah tangga dan material liar yang menutup aliran.
- Kayu gelondongan yang menyumbat total saluran.
- Pembangunan jembatan liar yang mempersempit aliran air.
Normalisasi drainase ini bukan hanya pekerjaan pemulihan pascabanjir, tetapi juga bagian dari strategi pencegahan jangka panjang menghadapi intensitas hujan tinggi.
DPU PR sudah menyiapkan putaran kedua normalisasi sebelum bulan puasa sebagai langkah antisipatif agar banjir tidak kembali melumpuhkan jalur utama Batang.
Selain itu, koordinasi dengan Perum Jasa Tirta terkait pengelolaan Bendung Kramat menjadi poin penting untuk mengatur debit air yang masuk ke wilayah tersebut.
“Nanti kalau hujan sudah datang, pintu bendung yang ke arah sini akan ditutup agar debit airnya tidak terlalu besar,” jelas Endro.
Ia memperkirakan potensi genangan masih mungkin terjadi, tetapi durasinya diharapkan jauh lebih singkat.