Barantin Lepas Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Tengah Senilai Rp8,7 Miliar

Minggu 30-11-2025,15:09 WIB
Reporter : Umar Dani
Editor : Laela Nurchayati

SEMARANG, diswayjateng.id – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Tengah (Karantina Jawa Tengah) melaksanakan kegiatan Karantina Go Ekspor. Salah satu agenda kegiatan Barantin adalah bimbingan teknis mengenai tantangan ekspor gula semut (coconut sugar), salah satu komoditas unggulan kepada para pelaku usaha di Jawa Tengah.

Pada kegiatan tersebut, Karantina Jateng juga mensertifikasi berbagai komoditas ekspor dengan total nilai mencapai Rp8,7 miliar.

Kepala Barantin Indonesia, Sahat M. Panggabean, mengatakan bahwa Barantin melakukan sertifikasi komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan untuk memastikan seluruh produk memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan, sehingga tidak terjadi penolakan di pasar internasional.

“Selain sertifikasi, kami juga memberikan pembinaan agar UMKM dan pelaku usaha mampu memenuhi seluruh persyaratan tersebut,” ujar Sahat saat jumpa pers di Depo Adam Wiji, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Sabtu (29/11).

Menurut Sahat, sesuai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, Barantin bertugas menjamin kelestarian sumber daya alam hayati guna mendukung kemandirian pangan, keberlanjutan, dan peningkatan daya saing produk ekspor.

Ia menegaskan bahwa sumber daya alam hayati adalah aset bangsa yang harus dijaga sebagai sumber pangan dan sumber ekonomi masyarakat.

Lebih lanjut, Sahat menjelaskan, beragam komoditas yang dilepas ekspor antara lain sarang burung walet sebanyak 320 kilogram tujuan Cina senilai Rp4,7 miliar; ikan pari beku 24 ton tujuan Vietnam senilai Rp902 juta; dan kerupuk udang 18 ton tujuan Belanda senilai Rp813 juta.

"Adapun komoditas tumbuhan meliputi kapulaga 15 ton tujuan Cina senilai Rp1,4 miliar; kopi 17 ton tujuan Uni Emirat Arab senilai Rp1,4 miliar; plywood 58.517 m³ tujuan Uni Emirat Arab senilai Rp466 juta; serta daun cincau kering 12 ton tujuan Malaysia senilai Rp470 juta" kata Sahat

Rangkaian kegiatan Karantina Go Ekspor juga meliputi pameran produk UMKM dan komoditas pertanian-perikanan ekspor Jawa Tengah, penandatanganan kerja sama antara eksportir dan pembeli,

 Bimbingan teknis ekspor gula semut dan inovasi pengolahan biji kopi, dukungan pembiayaan dari Bank Indonesia, prosedur penerbitan Certificate of Origin (CoO), serta pendampingan pemerintah daerah untuk peningkatan kualitas produk ekspor.

Acara tersebut turut dihadiri Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, yang menyatakan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan berbagai sektor agar produk yang diekspor memenuhi standar mutu internasional, perizinan, dan sertifikasi.

 Ia juga mendorong peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, branding, digitalisasi, serta integrasi layanan sertifikasi ekspor.

Sementara itu, Kepala Karantina Jateng Willy Indra Yunan menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memperkuat daya saing komoditas unggulan melalui sinergi lintas sektor dan pembangunan ekosistem ekspor yang berkelanjutan.

“Karantina tidak hanya melindungi negeri dari ancaman hama penyakit, tetapi juga memastikan setiap komoditas ekspor memenuhi standar Sanitary and Phytosanitary (SPS) internasional,” ujarnya.

Willy menambahkan bahwa pelepasan ekspor ini bukan hanya seremoni, melainkan momentum untuk mendorong peningkatan nilai ekspor secara berkelanjutan.

Kategori :