
BATANG, diswayjateng.id - Bukan cuma soal rasa, kopi Batang kini mulai gelar kompetisi antarpetani lokal untuk naik kelas melalui kontes kopi yang digelar Dinas Pangan dan Pertanian (Dinparperta) Kabupaten Batang.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang, Faelasufa Faiz, tak ragu memberikan apresiasi penuh terhadap gelaran bazar murah yang dipadukan dengan kontes kopi lokal.
“Kontes semacam ini perlu diintensifkan karena bisa membantu pemasaran makin meluas, karena mereka juga senang diapresiasi,” ujar Faelasufa saat mencicipi kopi dari berbagai desa, Jumat 25 April 2025.
Bazar murah yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) ini menjadi ajang unjuk gigi para petani kopi Batang, dari Tombo hingga Cablikan, dari Surjo hingga Pacet.
BACA JUGA: Musrenbangwil Jateng, Bupati Batang Lapor Gubernur Butuh Embung Kalipucang untuk 5 Desa
BACA JUGA: Tiga Anak di Batang jadi Korban Predator Media Sosial, Polres Batang Bekuk Para Pelaku
Bagi Faelasufa, yang juga penikmat kopi, kualitas kopi Batang tidak bisa diremehkan — bahkan menurutnya, beberapa rasa arabika lokal sangat cocok di lidah.
“Saya tadi coba kopi dari Surjo dan Cablikan, rasanya pas banget, terutama arabikanya yang nyaman di lambung,” tutur istri Bupati Batang itu dengan semangat.
Menurutnya, keunggulan kopi Batang tak hanya pada cita rasa, tapi juga keberagaman jenis dan varian yang harus dipetakan secara jelas.
“Memang Batang itu, varian kopinya beragam, robusta dan arabikanya banyak yang berpotensi. Tantangannya sekarang kita bisa mengarahkan para petani ke pasar yang tepat,” jelasnya.
BACA JUGA: Batang Teras Pandawa, Proyek Rp5,9 Miliar yang Kini Sepi
BACA JUGA: Ketua Komisi II DPRD Batang Juga Tolak Sampah Kota Pekalongan
Faelasufa yang menilai kopi Batang bukan sekadar minuman, tapi bisa jadi ikon kebanggaan daerah.
Langkah kecil seperti kontes kopi lokal ini, nyatanya mampu menyalakan bara semangat baru di kalangan petani kopi Batang.
Dan jika dikelola serius, bukan tidak mungkin kopi Batang bisa menyusul pamor Gayo dan Toraja.