Ziarah, Doa, dan Janji Perbaikan: Bupati Batang Kunjungi Haul Sunan Kajoran di Desa Gringgingsari

Kamis 10-04-2025,18:05 WIB
Reporter : Bakti Buwono
Editor : Wawan Setiawan

Potensi ini sebenarnya bisa menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung haul atau wisatawan religi yang datang berziarah. 

Dengan penataan yang baik dan promosi serius, Gringgingsari bisa menjadi ikon baru wisata spiritual di Jawa Tengah.

Kepala Desa Gringgingsari, Khoirudin, acara khaul ini bukan sekadar seremoni, tapi momen sakral yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.

“Sekitar 40 tahun lalu mulai tercatat rutin. Isinya pembacaan manakib, doa bersama di kompleks makam, dan pengajian akbar,” jelasnya.

Acara yang berlangsung setiap 9-11 Syawal ini mendatangkan tak kurang dari 10 ribu pengunjung dari berbagai penjuru. 

Bahkan, menurut juru kunci makam, Murodi (43), beberapa tamu istimewa seperti imam Masjid Nabawi, peziarah dari Maroko dan Lebanon juga pernah hadir.

“Dulu nama desa ini Karang Seno. Konon Syekh Kajoran datang sekitar tahun 1400-an. Sebelumnya ada tokoh bernama Mbah Wongsogati. Beliau minta tolong pada Sunan Kajoran untuk mengobati pagebluk yang saat itu mematikan,” tutur Murodi.

Ia juga menunjukkan beberapa peninggalan Sunan Kajoran seperti sorban, tongkat, dan pakaian yang masih disimpan warga. 

Ada pula sumber mata air bernama Sendang Depok yang diyakini memiliki nilai spiritual tinggi.

Seiring berjalannya waktu, nama Karang Seno berubah menjadi Gringgingsari. 

Sayangnya, meski sejarahnya panjang, desa ini masih jauh dari kata siap sebagai destinasi wisata.

“Saya yakin, kalau fasilitas dibenahi, promosi dimasifkan, wisata religi di sini bisa jadi andalan,” ujar Bupati Faiz penuh harap.

Namun yang dibutuhkan bukan hanya niat, tapi juga tindakan konkret. 

Dari perbaikan jalan, pembukaan kembali air terjun, hingga penyediaan fasilitas pendukung seperti area parkir dan pusat informasi wisata.

Kategori :