Batang Darurat Sampah, BPI dan DLH Batang Gelar Sosialisasi Pengelolaan Sampah Desa

Selasa 25-02-2025,17:08 WIB
Reporter : Bakti Buwono
Editor : Wawan Setiawan

Ia menyampaikan hal senada dengan Kepala DLH Batang bahwa pemerintah dan seluruh stakeholder perlu bersama-sama melakukan pengelolaan sampah. 

"Kami mengapresiasi DLH Batang dan BPI yang memberikan atensi dan kepedulian terhadap pengelolaan sampah di Kabupaten Batang. Terutama BPI yang telah memberikan pendampingan terhadap 14 bank sampah yang ada di Kecamatan Tulis dan Kecamatan Kandeman. Kami berharap semoga kegiatan CSR BPI terkait pengelolaan sampah dapat ditingkatkan," ujarnya.

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Nur Faizin, anggota Komisi II DPRD Batang lainnya. Ia berpesan kepada masyarakat Batang, khususnya warga Kecamatan Kandeman, untuk peduli terhadap sampah yang dihasilkan. 

"Alangkah lebih baik jika sampah organik yang dihasilkan bisa diolah di rumah tangga. Semoga Kabupaten Batang terbebas dari masalah sampah," harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bidang P2KL DLH Batang memaparkan pentingnya pengelolaan tidak hanya sampah padat tetapi juga sampah atau limbah cair. 

Limbah cair juga perlu dikelola dengan baik, terutama di sumbernya yaitu skala rumah tangga. Limbah cair harus dipilah dan dipisahkan dari limbah padat. Jika tidak, dikhawatirkan pada saat pengangkutan akan tercecer dan dapat menyebabkan pencemaran pada air tanah maupun air sungai.

Bidang Tata Lingkungan DLH juga memberikan penjelasan komprehensif tentang bahaya pembakaran sampah. 

Pembakaran sampah organik seperti kayu, daun kering, dan sisa makanan menghasilkan uap yang mengandung gas beracun seperti karbondioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrokarbon, dan gas rumah kaca lainnya. 

Sementara itu, pembakaran sampah plastik menghasilkan gas beracun seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, bahan kimia yang mudah menguap (VOC), bahan organik polisiklik (POC), serta logam berat seperti dioksin, Benzo(a)pyrene (BAP), dan Polyaromatic hydrocarbons (PAH's) yang telah terbukti secara ilmiah dapat menyebabkan penyakit kanker.

Luthfi, pemateri dari PT Xaviera Global Syenergy, menyampaikan langkah-langkah konkret yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi darurat sampah dan overcapacity TPA. 

"Hal pertama yang harus dilakukan adalah pemilahan sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga. Dengan begitu, tidak semua sampah langsung dikirim ke TPA, melainkan harus dipilah terlebih dahulu," jelasnya.

Untuk mendukung program ini, Luthfi mengusulkan beberapa strategi, antara lain memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemilahan sampah dan bahaya sampah yang tidak terolah, membentuk lembaga pengelola sampah seperti bank sampah atau kelompok usaha pengelolaan sampah yang disahkan melalui SK Kepala Desa atau Lurah, serta mengatur pola pembiayaan pada tahap layanan pengumpulan, pengangkutan, dan pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).

Kategori :