"Kesalahannya adalah, mereka kenapa tidak izin ke dinas terkait dulu sebelum mendirikan tenda," tegas Lilis.
Pasar Dugderan yang berlangsung selama 10 hari ini dimulai pada hari ini dengan diawali Tahlilan di Alun-alun Kota Semarang.
Fauzi, warga Sekayu, Kota Semarang mengaku tidak mengetahui kalau lokasi yang di dirikan lapak merupakan area larangan.
Ia yang berjualan dinsum dengan pedagan lain hanya meminta solusi terbaik.
"Kita membangun asal bangun saja, karena lokasi ini kosong yang kita tempati, tidak tahunya ini lokasi larangan," ujarnya.
Fauzi menceritakan, pedagang yang dilokasi ini kebanyakan dari luar kota seperti, Magelang, Ungaran, Kudus dan Pati.
"Mereka datang dari jauh-jauh masa suruh bongkar mas,"ucapnya kepada Diswayjateng.id.
Pria yang mengenakan kaos biru bertopi mengaku tidak mengikuti rapat dan tidak diberitahu oleh petugas keamanan pasar Dugderan.
"Kita memang tidak ikut rapat dan tidak dikasih tahu petugas keamanan karena kami bangun lapak pada malam hari, dan saat ini belum ada tarikan restribusi," jelasnya.