SEMARANG, diswayjateng.id - Sebanyak 2 dari 26 Early Warning System (EWS) di Kota Semarang mengalami perawatan. Perawatan ini dikarenakan beberapa komponnen pendukung seperti kamera dan alarm ada yang hilang.
Dari pengalaman tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daera (BPBD) akan memindah EWS ke lokasi padat penduduk.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono menyampaikan, dari 26 EWS 24 lainnya masih terjaga dengan baik, dua unit sedang dalam perawatan.
"Kenapa dalam perawatan, ya karena kameranya ada yang hilang, alarmnya hilang. Ini sungguh memprihatinkan, termasuk salah satu yang sudah kita laporkan ke kepolisian yang di Pudak Payung," jelas Endro usai Apel Gladi Lapang Siaga Bencana, Kamis, 14 November 2024.
BACA JUGA: Tanah Bergerak di Desa Gumelar Wonosobo, BPBD: Satu Rumah Rusak dan Satu Ambruk
Dari pengalaman tesebut, Endro berencana untuk memindah EWS ketempat yang padat penduduk.
"Kalau teman-teman lihat, di jembatan Tugu Suharto itu kan lokasi EWSnya jauh dari pemukiman, nah kalau itu hilang padahal itu sistem penting,"katanya.
Anggaran yang dikeluarkan dalam memasanga satu EWS ini mencapai Rp100 juta per unit, EWS sendiri memiliki sistem pantauan dari jarah jauh dengan dilengkapi alarm yang dapat memberitahu warga akan datangnya banjir.
"Karena semua terkoneksi sistem, infrastrukturnya berapad di lokasi, kita petugas dapat memantau dari layar. Kalau warga, langsung bisa mendengar dari alarm yang berbunyi," jelas Endro.
BACA JUGA: Kebakaran Pasar Gubug Grobogan, BPBD Catat Kerugian Capai Rp 47 Miliar
BACA JUGA: Lakukan Pemetaan Distribusi Logistik, KPU Demak Gandeng BPBD untuk Mitigasi
BPBD Kota Semarang menghimbau, dalam mitigasi bencana yang sering terjadi adalah banjir. Jadi diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan dan membersihkan lingkungan dengan jangan membuang sampah di saluran.
"Dari temuan Dinas Pekerjaan Umum (DPU), yang ditemukan saat dilakukan pengerukan itu adalah sampah, bukan lumpur,"katanya.