“Alasan kedua kelesuan konsumen (daya beli masyarakat turun). Masalah ketiga, ada perbaikan grade standar kualitasnya,” ujar Lusia.
Dia menambahkan di KUD Mojosongo, per hari menampung 23 ribu liter susu lokal. Tapi IPS hanya bisa menerima 16 ribu liter.
“Itu kemudian menyebabkan susu yang tidak dibeli IPS kembali disimpan di mesin pendingin, sehingga kelebihan beban. Terjadilah fenomena pembuangan susu sapi di wilayah Boyolali hingga Pasuruan, Jawa Timur,” tutupnya.