SALATIGA.jateng.disway.id - Dapur Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Salatiga terus berbenah guna mengapai sertifikat halal MUI. Salah satunya, mulai pengolahan hingga penyajian kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Salatiga yang dikemas secara higienis dengan tenaga terlatih dan dalam pengawasan ekstra ketat oleh Tim medis baik internal maupun eksternal Rutan Salatiga.
Seperti yang terlihat saat momen makan sehat bersama Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Salatiga dipimpin sendiri Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, Jumat 8 November 2024.
Memanfaatkan Selasar Rutan Salatiga, sebanyak 187 Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Salatiga untuk kali pertama makan bersama bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
BACA JUGA: 184 Narapidana Perempuan Rutan Salatiga Dilatih Merangkai Buket Uang
BACA JUGA: Blok Huniannya Dikosek, Napi Rutan Salatiga Tiba-tiba Dites Urine Tengah Malam
Kepala Rutan Salatiga Redy Agian dihadapan warga binaan mengatakan, menu yang disajikan kepada para Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Salatiga berasal dari dapur higienis.
"Dalam pembuatan dan pendistribusian makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Salatiga baik tahanan maupun narapidana, Rutan Salatiga berupaya keras menuju sertifikat halal MUI," ungkap Redy Agian.
Redy mengungkapkan, pelayanan makanan di Rutan Salatiga memang tidak bisa disamakan dengan pelayanan di restoran. Namun demikian, Rutan Salatiga ditegaskan Redy berusaha untuk memaksimalkannya.
Beberapa yang telah dilakukan Rutan Salatiga dibawa kepemimpinan Redy Agian diantaranya, dapur sengaja dirombak tujuannya lebih higienis.
BACA JUGA: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Karutan Salatiga Ingatkan Jajaran Tumbuhkan Semangat inovasi
BACA JUGA: Menyasar Kelompok Rentan, Pegawai Rutan Salatiga Dibekali Pelatihan Bahasa Isyarat
"Sejak satu tahun terakhir, dapur Rutan Salatiga lebih higienis tidak ada tikus, tidak ada lalat, tidak ada kecoa dan rayap dan sejenisnya," kata Redy Agian.
Petugas Masak Rutan Salatiga
Petugas masak yang berasal dari para warga binaan Rutan Salatiga sendiri telah dilatih menjadi koki dengan kelengkapan pakaian yang memadai.
Diantaranya, petugas masak layaknya koki profesional mengenakan topi penutup rambut, sepatu safety boot sebagai penutup kaki serta celemek termasuk sarung tangan agar tidak menyentuh makanan secara langsung oleh melalui tangan.
Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir Rutan Salatiga juga telah memiliki sumur bor yang dapat memenuhi kebutuhan vital warga binaan Rutan Salatiga dalam pemanfaatan air bersih.
"Dalam kebutuhan vital berupa air bersih, Rutan Salatiga telah melalui saluran yang higienis dan dapat diambil oleh warga binaan langsung di depan kamar atau blok hunian," terangnya.
BACA JUGA: Program Kelas Literasi, 50 Warga Binaan Rutan Salatiga Belajar Membatik
BACA JUGA: Redy Agian, Kepala Rutan Salatiga Ajak Pegawai 'Sinau Bareng'
Dan yang paling penting, dalam penyajian makanan bagi warga binaan Rutan Salatiga terdapat Tim pelayanan gizi. Dimana, makanan yang disajikan dalam tepak kepada warga binaan Rutan telah melalui kualiti kontrol yang ketat. Mulai dari bahan hingga cara penyajina makanan kepada warga binaan Rutan.
Selaku pimpinan Rutan Salatiga, Redy Agian pun menyampaikan terimakasih kepada pemerintah pusat karena warga binaan Rutan Salatiga mendapatkan pelayanan yang sangat baik. Dimana, dengan makan bersama sehari tiga kali dengan nominal Rp21 ribu per orang, menu yang didapat warga binaan Rutan Salatiga sudah melalui Tim medis.
Dan dirinya sebagai pimpinan tertinggi Rutan Salatiga kontrol dalam setiap hal secara detail tidak pernah luput dilakukan.
"Hal ini semata-mata dengan tujuan warga binaan yang masuk ke Rutan Salatiga bukannya agar betah, bukan. Saya hanya ingin warga binaan mendapatkan hak-hak yang sesuai dan menjadi haknya. Sehingga, tidak ada ceritanya menu di Rutan Salatiga tidak layak," tegasnya.
Hak yang dimaksudkan Redy Agian adalah hak dasar dalam hal pelayanan makanan yaitu bergizi dan air sesuai dengan aturan yang berlaku.
Koki Rutan Salatiga
Sementara, Kepala Koki Rutan Salatiga Triyanto (39) yang merupakan warga binaan mengaku sudah tiga tahun terakhir ini ia memasak bagi rekan-rekannya di dalam penjara salah satu terkecil di Jawa Tengah itu.
"Saya sudah tiga tahun ini menjadi juru masak di Rutan Salatiga dan
kurang 1 bulan lagi selesai menjalankan hukuman. Selama Saya bertugas di dapur, dengan kondisi dapur higienis saat ini sangat nyaman masak juga semakin senang," ucap Triyanto.
Bersama empat koki lainnya, Triyanto bersyukur mendapatkan kesempatan mengolah makanan bagi warga binaan Rutan Salatiga.
Ditempat yang sama, Eka Arief selaku
Kepala Dapur sekaligus petugas kualiti kontrol yang menyiapkan bumbu dan takaran guna menu yang akan disajikan kepada warga binaan Rutan Salatiga telah melalui proses yang ketat.
Seorang warga binaan Rutan mengaku menu yang disajikan sudah sangat variatif dan melalui Tim Kesehatan, sehingga tidak perlu mengajukan lagi pilihan makanan yang lain.