DISWAY JATENG - Selain dompet digital, ada satu metode pembayaran digital yang sebetulnya juga tidak kalah populer, yakni e-money. Namanya memang terdengar mirip dengan e-wallet, dan bahkan banyak orang yang menganggap keduanya sama. Padahal, dompet digital dan e-money memiliki perbedaan yang cukup signifikan jika dilihat dari berbagai faktor berikut ini.
1. Proses Registrasi
Pengguna harus melakukan registrasi akun terlebih dulu sebelum bisa menggunakan aplikasi dompet digital. Bahkan, beberapa penyedia layanan juga mengharuskan pengguna untuk foto selfie dan KTP sebagai bagian dari proses verifikasi akun. Tujuannya untuk memeriksa keaslian identitas pengguna supaya risiko fraud seperti pencurian akun bisa dihindari. Sebagai gantinya, biasanya pengguna akan mendapat akses ke berbagai fitur premium di dalam aplikasi.
Hal seperti itu tidak akan kalian temukan pada penggunaan e-money. Metode pembayaran digital satu ini bisa digunakan tanpa perlu daftar akun maupun registrasi. Masyarakat bisa langsung membeli kartu e-money yang kini banyak dijual di berbagai supermarket atau merchant tertentu. Kartu baru tersebut bahkan telah memiliki saldo sehingga bisa langsung dipakai untuk melakukan transaksi.
2. Batasan Saldo Maksimum
Sebagai pelaku bisnis, pemasukan yang kalian dapat dari penjualan produk bisa begitu besar, terutama jika memasuki masa peak season. Untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut, penggunaan dompet digital merupakan keputusan tepat karena memiliki batasan saldo maksimum yang lebih banyak daripada e-money.
Tiap penyedia dompet digital mungkin menetapkan jumlah limit saldo maksimum yang berbeda, tapi umumnya kalian bisa menyimpan saldo hingga Rp.20 juta di e-wallet. Sedangkan untuk e-money, jumlah saldo maksimum yang bisa kalian simpan adalah Rp.2 juta, jika merujuk pada kebijakan Bank Indonesia (BI).
3. Basis Server dan Chip
Meskipun sama-sama bersifat elektronik, dompet digital dan e-money ternyata memiliki teknologi yang agak berbeda. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dompet digital hadir dalam bentuk aplikasi mobile yang menyimpan uang elektronik dalam bentuk saldo. Teknologi dompet digital ini dijalankan dengan berbasis pada server. Itulah kenapa pada umumnya, pengguna membutuhkan koneksi internet untuk bisa mengakses aplikasi dompet digital.
Karakteristik tersebut berbeda dari e-money yang menggunakan chip sebagai basisnya. Chip ini ditanamkan pada sebuah kartu yang menyimpan uang elektronik di dalamnya. Dengan kata lain, e-money hadir dalam bentuk kartu fisik sehingga bisa dipegang, sedangkan dompet digital bersifat “tertanam” dalam aplikasi mobile di smartphone masing-masing pengguna.
Untuk melakukan transaksi atau pembayaran dengan e-money, biasanya kartu e-money akan di-tap pada sebuah mesin khusus dan setelah itu saldo uang elektronik akan berkurang. Di zaman sekarang, e-money masih sering dipakai untuk transaksi yang melibatkan transportasi, seperti saat naik kereta, busway, atau bayar di jalan tol.
4. Cara Isi Saldo
Adanya saldo dalam bentuk uang elektronik menjadi kesamaan dari dompet digital dan e-money. Bahkan untuk top up atau isi ulang saldo keduanya, cara yang dibutuhkan tidak jauh berbeda. Kalian dapat top up saldo dompet digital maupun e-money melalui bank yang bekerja sama, perusahaan penerbit, hingga berbagai merchant terpilih.
Namun, pengisian saldo untuk dompet digital bisa dibilang lebih beragam karena biasanya ia tidak terikat pada satu bank tertentu. Sementara itu, mayoritas e-money di Indonesia diterbitkan oleh lembaga bank. Hal ini membuat para pengguna hanya dapat melakukan pengisian saldo melalui bank penerbit e-money tersebut.