Sejumlah Mitos Gunung Slamet Sang Atap Jawa Tengah, Soal Penunggu Hingga Larangan Mendaki

Senin 06-11-2023,17:00 WIB
Reporter : Endang Wulandari
Editor : Endang Wulandari

Gunung Slamet adalah tempat sakral bagi masyarakat Dusun Bambangan di mana mereka melakukan upacara 'ruwat bumi' setiap tahun pada bulan Sura dalam kalender Jawa. Tujuan utama upacara ini adalah menciptakan keseimbangan antara manusia dan alam serta memberikan ketentraman dan keselamatan.

Upacara ini diadakan pada malam Kliwon, biasanya pada Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, sebagai penghormatan kepada bulan Sura. Masyarakat meyakini bahwa upacara ini adalah cara untuk meminta keselamatan, kesehatan, dan berterima kasih atas rezeki dari alam, serta menjaga diri dari gangguan makhluk halus yang dipercayai mendiami Gunung Slamet dan Dusun Bambangan.

Selama upacara, masyarakat merawat alam, menghormati penguasa Gunung Slamet, dan menjaga hubungan baik dengan makhluk halus yang mereka percayai sebagai penunggu Dusun Bambangan.

4. Mitos Binatang di Gunung Slamet

Gunung Slamet adalah rumah bagi berbagai binatang seperti lutung, macan, babi hutan, dan celeng. Masyarakat Bambangan meyakini bahwa binatang-binatang ini tidak akan mengganggu pendaki.

Selain itu, terdapat mitos tentang binatang seperti ular besar dan kuda sembrani yang diyakini sebagai jelmaan dari makhluk halus, seperti Nyi Roro Kidul di puncak Gunung Slamet. Binatang-binatang ini memiliki makna khusus dalam mitos masyarakat setempat.

BACA JUGA:3 Tempat Angker Puncak Gunung Slamet Yang Menyimpan Penuh Mistis dan Mitos Dengan Sejuta Misteri

5. Lokasi Angker di Gunung Slamet

Masyarakat Dusun Bambangan percaya bahwa Gunung Slamet adalah tempat keramat yang dihuni oleh makhluk halus dan roh-roh leluhur. Mereka menghindari tempat-tempat tertentu di Gunung Slamet yang dianggap angker, seperti Pondok Walang dan Pelawangan, yang dianggap sebagai tempat pasar siluman.

Di Dusun Bambangan, ada juga kepercayaan bahwa pohon besar di jembatan masuk Dusun Bambangan ditempati oleh makhluk halus yang disebut Mbah Rantasari. Masyarakat meyakini bahwa mengusik tempat-tempat ini bisa berakibat buruk karena akan mengganggu makhluk halus yang mendiaminya.

 

Itulah beberapa mitos Gunung Slamet yang beredar di masyarakat dengan keyakinannya. Semoga bermanfaat. (*)

Kategori :