Perjalanan sejarahnya dimulai, ketika Pangeran Purbaya ini diperintahkan oleh ayahnya untuk menangkap Pasingsingan,
akhirnya sampai di Dukuh Sumbregah (Slarang Sigeblag) Lebaksiu.
Bersama dengan Ki Ciptosari dan Wangsayuda mendirikan sebuah pondok pesantren yang mengajarkan tentang ilmu bela diri,
ilmu kanuragan dan ilmu aji jaya kawijayan yang menggunakan mantra.
Untuk meningkatkan ilmunya, Pangeran Purbaya berguru kepada Ki Gede sebayu di Karangmangu.
Dalam masa berguru itulah.
BACA JUGA: Anda Harus Tahu, Siapakah Sosok Sebenarnya Mbah Panggung yang di Semayamkan di Kota Tegal
Pesan Pangeran Purbaya untuk menghindari laranganannya
Pangeran Purbaya memperoleh wejangan atau pesan untuk menghindari larangan atau pantangan yang ada yaitu :
1. Kadunungan sifat tamak
2. Godaan setan yang masuk pada hati manusia sehingga tumbuh sifat kuma
(kumingsun, kuminter, kumalungkung dan sebagainya)
3. Ikut pada bisikan setan sehingga murtad keluar dari jalan yang benar.
Pangeran Purbaya kemudian menikah dengan puteri Ki Gede Sebayu yang bernama Raden Rara Giyanti Subhaleksana.
Pangeran Purbaya membangun masjid jami’ di Padepokan Pesantren Desa Kalisoka.
Selain itu Pangeran Purbaya bersama Ki Ciptosari ini membangun balong ikan tambra di Desa Cenggini