3. Sustainable dan Ramah Lingkungan
Dengan membeli barang bekas, kita membantu mengurangi limbah dan sampah, serta mengurangi konsumsi energi dan sumber daya alam untuk memproduksi barang baru.
4. Vintage dan Retro Trend
Peningkatan minat pada fashion dan gaya hidup vintage serta retro membuat thrifting semakin populer di kalangan penggemar fashion.
Gaya retro merujuk pada desain, mode, atau gaya hidup yang terinspirasi oleh mode, tren, atau gaya dari masa lalu. Kata "retro" berasal dari bahasa Latin "retro," yang berarti "mundur" atau "kembali." Gaya retro mencakup berbagai periode waktu, tetapi biasanya terkait dengan era 1950-an, 1960-an, 1970-an, atau 1980-an.
5. Keunikan dalam Pencarian
Thrifting memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam mencari harta karun dan "temuan" yang menarik. Pencarian untuk item yang istimewa memberikan kepuasan tersendiri bagi penggemar thrifting.
6. Mendukung Amal atau Sosial
Beberapa toko barang bekas memberikan sebagian keuntungannya untuk amal atau tujuan sosial, sehingga pembeli juga merasa berkontribusi dalam membantu orang lain.
7. Mengurangi Pencemaran
Dengan memilih barang bekas, kita mengurangi permintaan akan produksi barang baru, yang pada gilirannya membantu mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari industri produksi.
Kombinasi dari faktor-faktor di atas membuat thrifting menjadi tren yang semakin populer dan mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari sisi gaya hidup, ekonomi, maupun lingkungan(*)