Tingkeban adalah salah satu ritual atau tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, khususnya ketika seorang wanita sedang hamil sebagai persiapan menyambut kelahiran bayi.
Ritual ini bertujuan untuk mengumpulkan perlengkapan dan kebutuhan bayi sebelum kelahirannya. Biasanya, tingkeban dilakukan pada saat usia kehamilan telah mencapai tujuh bulan atau mendekati waktu kelahiran.
Proses tingkeban biasanya melibatkan anggota keluarga, kerabat, dan teman-teman dekat yang datang berkunjung ke rumah calon ibu.
Selama acara, para tamu akan membawa berbagai hadiah berupa perlengkapan bayi seperti pakaian, popok, selimut, botol susu, mainan, dan sebagainya. Ada juga yang memberikan uang atau hadiah-hadiah lain yang bermanfaat untuk ibu dan bayi.
4. Ngidam
Biasanya, keluarga dan orang terdekat akan berusaha memenuhi keinginan ibu hamil, meskipun terkadang ngidam bisa menjadi tantangan jika keinginan tersebut sulit atau tidak sesuai dengan keadaan.
Ngidam adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi atau fenomena saat seorang wanita hamil memiliki keinginan yang kuat untuk mengonsumsi makanan atau bahan tertentu yang mungkin tidak biasa atau tidak umum bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks kehamilan, ngidam sering dianggap sebagai fenomena yang unik dan menarik. Wanita hamil yang mengalami ngidam akan merasa sangat ingin atau "tergoda" untuk memakan makanan tertentu atau mengonsumsi bahan-bahan tertentu dalam jumlah yang cukup besar. Keinginan ngidam ini bisa sangat kuat dan sulit untuk ditolak.
5. Pengajian dan Doa Bersama
Selama masa kehamilan, keluarga biasanya mengadakan pengajian dan doa bersama untuk memohon keselamatan dan kelancaran proses persalinan.
Acara ini melibatkan keluarga, tetangga, dan kerabat untuk bersama-sama membaca doa dan meminta berkah bagi ibu dan janin yang dikandungnya.
Semua ritual ini mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritualitas orang Jawa dalam menyambut kehidupan baru yang akan lahir ke dunia.
Meskipun beberapa ritual mungkin berbeda dalam pelaksanaannya antara satu wilayah dengan wilayah lain, semangat persiapan dan kebersamaan dalam menyambut kelahiran bayi tetap menjadi ciri khas dari budaya Jawa(*)