"Empat kali," jawabnya.
Di akhir masa pemerintahan Presiden SBY, Djatmiko dipanggil Bappenas. Ia diminta menjelaskan soal adanya info bahwa Bung Karno memberi pinjaman pada Jepang lewat Kaisar Hirohito dan Perdana Menteri Jepang Eisaku Sato.
"Saya memang hadir di pertemuan itu. Tapi saat tanda tangan dokumen, dilakukan di dalam ruang khusus. Saya tidak ikut masuk," katanya.
Zaman itu pun ia juga sudah mendengar bahwa Indonesia memberikan pinjaman ke rakyat Jepang. Tapi ia tidak tahu detailnya.
Djatmiko termasuk orang pertama yang melayat ketika Bung Karno meninggal dunia. Namanya tidak tercatat di buku orang-orang yang melayat. "Saya datang justru ketika bukunya belum disiapkan," katanya.
Saya sendiri tidak sempat hadir di puncak acara besar Bulan Bung Karno di Stadion Utama Gelora Bung Tomo Sabtu lalu, tapi beruntung bertemu Sukarnois tua yang empunya cerita. Maka setelah jadi saksi di pernikahan itu saya pun lebih banyak ngobrol dengan Sukarnois asli yang tidak banyak lagi yang punya pengalaman seperti dirinya. (*)