Makanan khas Tegal Jawa Tengah yang sering disajikan saat sarapan. Sega ponggol merupakan menu sarapan khas Tegal yang dibuat dengan campuran nasi putih yang dibungkus dengan daun pisang.
Di dalamnya nasi putih disajikan dengan lauk tempe dan tahu orek. Ada juga penjual yang menambahkan beberapa lauk pendamping lain seperti telur dadar dan juga udang.
Seporsi sega ponggol yang berisi lauk tempe dan tahu orek dibandrol dengan harga Rp 5 ribu per bungkusnya.
6. Sega Lengko
Selain segaponggol, Tegal juga memiliki makanan khas yaitu segalengko. Segalengko dibuat dengan campuran nasi yang dipadukan dengan beberapa topping seperti mentimun, tahu, tempe, tauge rebus yang semuanya diiris dan ditaburkan di atas nasi hangat.
Sega lengko kemudian disiram dengan bumbu sambal kacang dan kecap manis. Enak dijadikan sebagai menu sarapan ataupun makan siang.
7. Sate Blengong
Sate Blengong adalah sate yang terbuat dari daging bebek. Daging bebeknya dipotong kecil-kecil, ditusuk, dan dipanggang dengan bumbu khas. Sate Blengong biasanya disajikan dengan sambal khas Tegal yang pedas dan segar.
8. Nasi Grombyang
Nasi Grombyang adalah nasi yang dihidangkan dengan berbagai lauk pauk seperti ayam goreng, sambal goreng, tahu, tempe, dan lalapan. Hidangan ini biasanya disajikan dengan sambal khas Tegal yang pedas dan aroma rempah yang khas.
9. Mie Balap
Mie Balap adalah mie kuah dengan topping seperti pangsit, tahu goreng, dan potongan daging sapi. Kuahnya yang kaya dan mie yang kenyal menjadikan Mie Balap sebagai hidangan yang sangat nikmat di Tegal.
10. Tahu Gimbal
Tahu Gimbal adalah makanan ringan yang terbuat dari tahu goreng yang disajikan dengan sayuran segar, tauge, lontong, dan diberi saus kacang yang khas. Rasanya yang gurih dan tekstur yang renyah menjadikan Tahu Gimbal sebagai camilan favorit di Tegal.
11. Kupat Bongkok
Kupat Bongkok adalah masakan tradisional Indonesia yang berasal dari Tegal, sebuah kota di Jawa Tengah, Indonesia. Ini adalah jenis hidangan kue beras yang populer di wilayah tersebut. Nama "kupat bongkok" secara harfiah diterjemahkan menjadi "kue beras bungkuk".