"Kebetulan saya juga aktif di Karang Taruna Desa Kesuben, makanya jika ada yang mau membantu dan berkreativitas di sini saya sangat menyambut dengan baik,'' ucapnya.
Lukman yang mengaku menekuni kerajinan mebel sudah lebih dari tujuh tahun ini mengungkapkan, memproduksi kerajinan kayu lebih menantang.
''Ibaratnya angka 10, apa yang sudah saya kerjakan untuk produk kerajinan dari limbah kayu ini baru di angka 2. Masih banyak hal yang ingin saya kembangkan,'' ujarnya.
Untuk pemasarannya, kata Lukman, masih di tingkat lokal. Sedangkan harganya, juga tidak mahal. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Tergantung dari jenis dan kesulitan produknya.
Contohnya untuk miniatur truk tronton dia patok seharga Rp500 ribu dan miniatur mobil VW sekitar Rp300 ribu.
''Sebenarnya saya belum fokus ke pemasaran. Saat ini saya masih fokus di mebel. Saya masih konsentrasi untuk produksi dulu,'' tukasnya.
Sementara, Ketua Karang Taruna Kabupaten Tegal Edi Sulistiyanto mengapresiasi kreativitas Lukman sebagai seorang pemuda desa yang mampu berinovasi.
''Kami siap untuk membantu sekaligus mengembangkan kreativitas dari Bengkel Kayu Saparan Paran,'' janjinya.