SPPG Penumping Solo Prioritaskan Pasar Tradisional untuk Pasok MBG

SPPG Penumping Solo Prioritaskan Pasar Tradisional untuk Pasok MBG

Owner Yayasan Bangun Gizi Nusantara, Puspo Wardoyo.-Achmad Khalik Ali-

SOLO, diswayjateng.com - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Penumping, Kota Solo, menegaskan komitmennya untuk mengutamakan bahan pangan dari pasar tradisional dan supplier lokal guna memenuhi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kebijakan ini sejalan dengan arahan Wali Kota Solo Respati Ardi, yang meminta seluruh SPPG membeli kebutuhan pokok di pasar rakyat agar perputaran ekonomi masyarakat tetap terjaga.

SPPG yang dikelola Yayasan Bangun Gizi Nusantara itu saat ini mengoperasikan delapan dapur yang tersebar di Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, dan Boyolali. 

Owner Yayasan Bangun Gizi Nusantara, Puspo Wardoyo, memastikan pihaknya rutin berbelanja di pasar tradisional serta melibatkan banyak supplier dari wilayah sekitar.

“Iya, kami belanja di pasar tradisional. Selain itu biasanya supplier mengirim langsung. Kami tetap mengutamakan supplier dari wilayah sekitar,” ujar Puspo Wardoyo, Selasa 2 Desember 2025, malam.

Puspo menjelaskan, SPPG mengedepankan pasokan dari pelaku usaha kecil, termasuk supplier lokal untuk kebutuhan buah, sayur, dan bahan pangan lain. Bila pasokan tidak mencukupi, pembelian juga dilakukan dari outlet terdekat.

“Misalnya kebutuhan buah-buahan kami ambil dari pasar tradisional dan supplier lokal. Kalau masih kurang, kami beli dari outlet sekitar. Untuk kebutuhan lain seperti plastik, juga kami beli dari toko sekitar,” jelasnya.

Ia menambahkan, mengambil bahan dari luar wilayah berpotensi menimbulkan risiko, termasuk dalam pengantaran dan ketersediaan barang. Karena itu, pihaknya memilih sumber paling dekat demi efisiensi dan keamanan pasokan.

Selain menghidupkan pasar tradisional, Puspo menyebut skema ini ikut mendorong pertumbuhan ekonomi karena melibatkan banyak pelaku UMKM dan tenaga kerja lokal dalam rantai pasok SPPG.

“Yang terlibat banyak sekali. Kami melibatkan koperasi dan berbagai supplier. Untuk karyawan, hampir 100 persen berasal dari wilayah sekitar SPPG,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Solo Respati Ardi meminta semua SPPG di Solo untuk melakukan pembelian bahan baku di pasar tradisional. Dengan demikian, perputaran uang dari program MBG, yang diprediksi mencapai Rp380 miliar di Solo pada 2026, akan memberi dampak langsung bagi pedagang lokal.

“Akan ada perputaran uang MBG di pasar tradisional Solo. Ini pergerakan ekonomi baru yang berdampak langsung pada pelaku UMKM,” kata Respati.

Ia menegaskan, kebutuhan MBG, mulai dari buah-buahan, daging ayam, hingga ikan, semuanya tersedia di pasar tradisional Solo.

Hingga November 2025, tercatat 26 dari 42 SPPG telah beroperasi di Kota Solo dan tersebar di berbagai wilayah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: