MGMP Seni Budaya SMP/MTs Kota Tegal Gelar Implementasi Strategi Deep Learning

MGMP Seni Budaya SMP/MTs  Kota Tegal Gelar Implementasi Strategi Deep Learning

FOTO BERSAMA-Ketua MGMP Seni Budaya SMA Kota Tegal Rizki Martadi Kurniawan bersama pengurus MGMP Seni Budaya SMP atau MTs Kota Tegal.Foto: Meiwan Dani R/diswayjateng.id ‎--

TEGAL, diswayjateng.id - Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya SMP atau MTs Kota Tegal awal tahun ajaran baru, menggelar pengembangan profesi guru bertema “Implementasi Strategi Deep Learning dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 11 Kota Tegal. Kegiatan itu diselenggarakan oleh MGMP Seni Budaya SMP/MTs Kota Tegal, dengan SMP Negeri 11 Tegal.

‎"Dukungan terhadap kolaborasi antar guru seni budaya untuk terus mengembangkan pendekatan pembelajaran yang relevan dan inspiratif di era Kurikulum Merdeka dengan pendekatan Deep Learning," kata Karipno.

‎Kegiatan itu dibuka oleh jajaran pengurus MGMP Seni Budaya Kota Tegal, yaitu:
‎Ketua Adhi Kurniawan Sutejo,
‎Sekretaris Dhoys Maryantiko,
‎Bendahara Sekaligus MC Ahmad Samsul Fajari.

‎Dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan dirigent Minanti Panggih Wiliyanti dan dilanjutkan dengan Doa yang di bawakan oleh Andri Hermawan.

BACA JUGA:Mendikdasmen: Deep Learning Itu Suatu Pendekatan Pembelajaran, Bukan Kurikulum

BACA JUGA:Pelatihan Implementasi Pembelajaran Mendalam IPA

‎Hadir sebagai narasumber utama,  Fasilitator Pendidikan sekaligus Ketua MGMP Seni Budaya SMA Kota Tegal Rizki Martadi Kurniawan. Dalam sesi ini, Rizki memaparkan bagaimana strategi deep learning dapat diintegrasikan dalam pembelajaran Seni Budaya. Sehingga tidak hanya mengembangkan kompetensi estetika, tetapi juga kepekaan, refleksi diri, dan karakter siswa.

‎Rizki juga menyampaikan bahwa guru seni sebenarnya sudah mempraktikan Deep Learning karena prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna dan menggembirakan (BBM) sejatinya sudah dipraktikan oleh guru seni, maka dengan adanya pendekatan Deep learning ini guru seni budaya justru bisa menjadi pusat informasi guru mata pelajaran yang lain karena pengalaman praktiknya sudah menjadi napas sehari-hari di kelas.

‎Dengan kerangka 1-8-3-3-4, peserta dikenalkan pada 1 esensi deep learning,
‎8 dimensi Profil Lulusan (Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, Kewargaan, Kreativitas, Penalaran kritis, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, Komunikasi), 3 prinsip pembelajaran (berkesadaran, bermakna, menggembirakan), 3 pengalaman belajar (memahami, mengaplikasi, merefleksi), 4 kerangka pembelajaran (Praktik Pedagogis, Kemitraan Pembelajaran, Lingkungan Pembelajaran, Pemanfaatan Digital).

Para peserta yang terdiri dari guru-guru Seni Budaya SMP dan MTs se-Kota Tegal tampak aktif berdiskusi dan membahas bagaimana menyusun rancangan pembelajaran yang lebih mendalam, reflektif, serta kontekstual dengan kehidupan siswa.

BACA JUGA:Dinas Dikbud Kabupaten Tegal Gelar Pelatihan Pembelajaran Mendalam untuk Kepala Sekolah dan Guru

‎Rizki menyampaikan beberapa point penting yang intinya adalah seni bukan sekadar estetika, seni merupakan media yang merawat jiwa. Guru seni harus menjadi fasilitator makna, bukan hanya pengajar teknik. Kegiatan itu diharapkan dapat menginspirasi para guru untuk menerapkan prinsip pembelajaran yang tidak hanya mindful, meaningful, dan joyful.

‎"Tetapi juga mendorong transformasi karakter dan kesadaran siswa melalui pelajaran seni budaya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: